Senin, 01 Oktober 2012

Tafsir Surat Al Fajr ayat 15-16

فَأَمَّا ٱلإِنسَانُ إِذَا مَا ٱبْتَلاَهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّيۤ أَكْرَمَنِ
وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلاَهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّيۤ أَهَانَنِ 

sumber: topinfogue.blogspot.com
Syeikh As Sa'di dalam Kitab Tafsir Taisirul Karimur Rahman fi Kalamil Mannan menjelaskan Surat Al Fajr ayat ke 15 dan 16 sebagai berikut:
Allah subhanawataala menerangkan tabiat dasar manusia, jahil dan dzalim, tidak paham akibat dari perbuatannya. Dia mengira bahwa keadaan yang ia dapati sekarang ini akan berlanjut terus dan tidak berubah. dia menyangka bahwa segala kemuliaan dan kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya adalah bukti bahwa dia telah mendapat karamah atau posisi mulia dan dekat dengaNya. Dan jika rizkinya dipersempit, sehingga hanya memiliki bahan makanan yang terbatas tidak ada kelebihan, dia merasa Allah telah menghinakannya.

Al Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirul Quranil karim menjelaskan ayat tersebut demikian:
Allah mengingkari anggapan manusia yang menganggap bahwa ia telah dimuliakan oleh Allah ketika dia diberi rizki yang lapang, padahal itu sebagai ujian dan bisa menjadi bencana, sebagaimana firman Allah "Apakah mereka mengira bahwa ketika diluaskan bagi mereka harta dan anak keturunan, kami mensegerakan mereka dengan berbagai kebaikan (sebagai ujian) namun mereka tidak menyadarinya (Al Mukminun: 55-56).
Demikian juga di sisi lain, ketika manusia diuji dengan disempitkan rizki mereka, mereka menganggap bahwa itu penghinaan.
Perkara tersebut bukanlah seperti yang mereka sangka, bukan seperti anggapan golongan pertama bukan pula seperti golongan yang kedua, sesungguhnya Allah memberi harta bagi yang Dia cintai maupun yang tidak Dia cintai, dan menyempitkan rizki orang yang Dia cintai maupun orang yang tidak Dia cintai. Sesungguhnya inti dari persoalan diatas adalah pada ketaatan pada Allah dalam kedua kondisi tersebut, jika ia kaya maka hendaknya bersyukur, jika ia faqir hendaknya ia bersabar.

Renungan:
Apapun kondisi yang kita temui saat ini mari tetap jaga syukur dan sabar kita, bagi kita yang saat ini sedang lapang rizki  monggo tetap bersyukur dan selalu ingat untuk menggunakan harta dalam ketaatan, jangan sampai jadi orang yang mubadzir, yaitu orang menggunakan harta untuk maksiat, walaupun sedikit disebut tetap saja disebut mubadzir. Seperti seorang yang mengeluarkan uang Rp 500 untuk membeli sebatang rokok, walaupun sedikit tetap itu adalah perbuatan mubadzir, perbuatan yang tercela, Allah menegaskan sesungguhnya orang yang melakukannya adallah teman setan.
Mari memohon pada Allah agar kita dijauhkan dari sifat lalai dari nikmat kesehatan, lupa bersyukur atas rizki yang diberi Allah, sifat tidak sabar menjalani ujian hidup dan sifat suka berbuat sia-sia.

Tidak ada komentar: